Wednesday, November 13, 2013

Tentang Penyu Hijau



PENYU HIJAU







Badan ditutupi oleh rangka dari tulang yang tebal di bagian punggung. Ketebalannya tergantung dari umurnya. Kepala seperti kepala burung kakatua dengan mata menonjol di bagian kiri dan kanan. Mulut seperti paruh kakatua dan terbuat dari tulang. Kaki depan melengkung, lebar dan pipih. Kaki belakang pendek dan melebar serta ujungnya beralur. Kepala dan kaki ditutupi oleh selapis tulang yang tipis dan tulang tersebut merupakan kotak-kotak yang disatukan. Ekornya kecil. Perbedaan khas dengan kura-kura ialah kepalanya tidak dapat ditarik masuk ke dalam cangkang. Perisai punggung, terdiri dari kotak-kotak yang bagus bentuknya dan saling merekat dengan kuat. Pada bagian tengah agak kecil, ke samping besar dan yang tepi kecil sekali. Warna perisai coklat kekuning-kuningan sedang kepala, kaki dan badan hijau kecoklatan. Bagian bawah (perut dan dada) berwarna putih dan agak keras.
Ukuran : Panjang dari kepala sampai ekor dapat mencapai 2 m, tetapi biasanya yang telah bertelur panjangnya 75-100 cm. Lebar antara 50-60 cm 


-        Ciri fisik                 : Kuning kehijauan

-        Habitat                   : Perairan beriklim sedang dan wilayah tropis

-        Makanan                : Lamun atau Algae

-        Populasi                  : Pesisir Afrika, India, Asia Tenggara, Australia dan Kep.Pasif 
-        Dewasa                  : panjang 80-120 cm berat 300 kg

-        Bereproduksi          : Setiap 2-4 tahun

-        Diburu untuk dikonsumsi dagingnya




Anatomi
Penyu hijau diberi nama karena warna kulitnya yang kehijauan. Sedangkan cangkangnya biasanya berwarna cokelat atau olive. Penyu hijau merupakan salah jenis satu penyu laut terbesar di dunia, bobotnya mencapai lebih dari 300 kg. Penyu hijau memiliki kepala yang kecil, dan tidak dapat ditarik masuk ke cangkang. Cangkangnya memiliki bentuk mirip organ jantung yang panjangnya  mencapai 1,5 m. Cangkangnya lebar dan memiliki permukaan halus. Penyu hijau jantan sedikit lebih besar dari penyu hijau betina. Penyu hijau jantan juga memiliki ekor yang lebih panjang dari penyu hijau betina. Penyu hijau memiliki sirip mirip dayung, yang membantunya berenang dengan kuat dan gemulai. Hewan ini biasanya berenang dengan kecepatan 2 – 3 km/jam.

Makanan
Berbeda dengan kebanyakan penyu laut, penyu hijau adalah hewan herbivora (pemakan tumbuhan) yang memakan rerumputan laut dan ganggang (alga) laut. Namun penyu hijau yang masih kecil memakan invertebrata seperti kepiting, ubur-ubur, dan sepon laut.

Perilaku

Kebanyakan jenis penyu laut menghangatkan diri dengan berenang dekat permukaan air. Penyu hijau Pasifik Timur biasa naik ke darat untuk berjemur.
Tidak banyak jenis penyu yang biasa naik ke daratan kecuali pada saat bertelur.
Penyu hijau menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air, tetapi harus menghirup udara untuk melakukan aktivitasnya. Satwa ini dapat menghirup dan mengeluarkan udara dengan sangat cepat untuk mengganti oksigen dalam paru-parunya. Saat melakukan aktivitas, misalnya mencari makanan, penyu hijau menyelam selama empat sampai lima menit, dan naik ke permukaan air untuk menghirup udara satu sampai tiga detik. Saat istirahat atau tidur, penyu dapat tahan dalam air selama beberapa jam.

Habitat
Penyu hijau berada di perairan pantai tropis dan subtropis di seluruh dunia. Penyu ini kadang-kadang merangkak ke daratan pantai untuk berjemur. Ada dua jenis penyu hijau yaitu Penyu Hijau Atlantik yang biasanya terdapat di pantai Eropa dan Amerika Utara, dan penyu hijau Pasifik Timur yang terdapat di pantai-pantai dari Alaska sampai Chile.

Reproduksi

Masa kawin terjadi setiap dua sampai empat tahun sekali. Penyu hijau, seperti kebanyakan jenis penyu, melakukan migrasi yang jauh dari tempat mencari makan ke tempat bertelur. Penyu ini bertelur di daratan pantai berpasir. Untuk bertelur, penyu betina meninggalkan laut dan berjalan ke daratan untuk memilih tempat bertelur di pasir. Penyu bentina akan menggali lubang di pasir menggunakan siripnya, lalu bertelur di lubang tersebut sebanyak 100 sampai 200 butir. Setelah bertelur penyu betina akan menutup kembali lubang tersebut dengan pasir dan kembali ke laut. Telur tersebut dibiarkan menetas sendiri selama sekitar dua bulan kemudian. Setelah menetas bayi-bayi penyu harus menempuh sendiri perjalanan menuju pantai. Ini merupakan masa yang paling berbahaya bagi bayi penyu hijau, karena banyaknya predator seperti kepiting, burung camar, dan burung-burung karnivora lainnya.

StatusKonservasi
Penyu hijau termasuk satwa yang dilindungi sehingga tidak boleh ditangkap atau dibunuh. Penyu hijau terdaftar sebagai spesies fauna yang terancam punah. Penyu hijau banyak diburu untuk diambil dagingnya. Telur penyu ini juga banyak diminati untuk dikonsumsi. Penyu hijau juga semakin terdesak karena kerusakan habitat dan semakin berkurangnya lahan untuk bertelur di alam.

Taksonomi
Klasifikasi
Kerajaan: Animalia,
Filum: Chordata,
Kelas: Reptilia,
Ordo: Testudines,
Sub-ordo: Cryptodira,
Famili: Cheloniidae,
Genus: Chelonia,
Species: Nama binomial (nama latin): Chelonia mydas


Ancaman

* Hilang dan rusaknya habitat
      Pembangunan yang tidak terkendali menyebabkan rusaknya pantai-pantai yang penting bagi penyu hijau untuk bertelur. Demikian juga habitat tempat penyu hijau mencari makan seperti terumbu karang dan hamparan lamun laut terus mengalami kerusakan akibat sedimentasi atau pun pengrusakan oleh manusia.
* Pengambilan secara langsung
      Para peneliti memperkirakan setiap tahun sekitar 30.000 penyu hijau ditangkap di Baja, Kalifornia dan lebih dari 50.000 penyu laut dibunuh di kawasan Asia Tenggara (khususnya di Bali, Indonesia) dan di Pasifik Selatan.
      Di banyak negara, anak-anak penyu laut ditangkap, diawetkan dan dijual sebagai cendera mata kepada wisatawan. .

* Pengambilan secara tidak langsung
      Setiap tahu, ribuan penyi hijau terperangkap dalam jaring penangkap. Penyu laut merupakan reptile dan mereka bernafas dengan paru-paru, sehingga saat mereka gagal untuk mencapai permukaan laut mereka mati karena tenggelam.
* Penyakit
      Di sejumlah kepulauan Hawai, hampir 70% dari penyu hijau yang terdampar, terkena fibropapillomas, penaykit tumor yang dapat membunuh penyu laut. Saat ini, penyebab tumor belum diketahui.

* Pemangsa Alami
      Penyu laut dapat mengeluarkan lebih dari 150 telur per sarang dan bertelur beberapa kali selama musimnya, agar semakin banyak penyu yang berhasil mencapai tingkat dewasa. Keseimbangan antara penyu laut dan pemangsanya dapat menjadi lawan bagi keberlanjutan hidup penyu saat pemangsa baru diintroduksi atau jika pemangsa alami tiba-tiba meningkat sebagai hasil dari kegiatan manusia. Seperti yang terjadi di pantai perteluran di Guianas, kini anjing menjadi ancaman utama bagi telur dan penetasan.

Tentu saja, penyu hijau memiliki beberapa manfaat, alias bisa dikomersialisasikan. Dengan cara menguliti dagingnya, karena daging penyu hijau itu ternyata bisa dikonsumsi oleh manusia. Maka tidak heran, bila ada yang memperdagangkan daging penyu hijau ini. Jika dagingnya dapat dikonsumsi, maka cangkangnya pun juga memiliki manfaat lainnya, yaitu dijadikan hiasan atau souvenir. Jika kita bicara hiasan atau souvenir, maka ‘sasaran tembak’ kita adalah tempat wisata laut atau pantai dimana para pedagang setempat menjajakan cangkang penyu ini untuk dijadikan souvenir atau oleh-oleh asli daerah tersebut. Dan memang itu adalah kenyataan yang terjadi, tapi tidak semua tempat wisata laut atau pantai.
Di sisi lain, penyu hijau ini juga dijadikan pelengkap upacara di Bali. Upacara itu bernama Pedudusan Agung dan Macaru. Dan untuk yang satu ini, masih diperbolehkan. Dengan syarat harus terlebih dahulu mengajukan surat rekomendasi dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, dan juga harus mendapat persetujuan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Berdasarkan kesepakatan PHDI Bali, penyu hijau yang akan digunakan untuk upacara ini yang berukuran kecil sekitar 40 cm, dan tidak boleh diambil langsung dari alam, tetapi dari penangkaran. Jadi penyu hijau dewasa yang sudah berukuran besar bisa melakukan proses perkembang-biakan, dan menelurkan sel telur baru.
Meskipun begitu, secara langsung aku juga lega bahwa selama 6 tahun kedepan dari tahun 2006, ternyata penyu hijau ini belum punah. Dan masih bisa kita lihat sampai sekarang, contohnya warga Bantul diatas. Dan terlebih-lebih, banyak orang yang juga sudah tersadar akan populasi penyu hijau yang menurun tapi segera bertindak cepat dengan melakukan pelestarian. Entah dengan melakukan perkembang-biakan telur-telur penyu hijau, atau cara lain sebagainya. Setelah dirasa cukup dewasa, maka seklompok penyu hijau itu dilepas ke laut. Ini baru daerah Bantul saja yang terekspos di media yang melakukan pelestarian penyu hijau, belum di daerah lainnya yang mungkin juga melakukan hal yang sama, melakukan pelepasan penyu hijau ke laut. Semoga akan ada banyak daerah yang melakukan kegiatan serupa, dan dengan ini diharapkan populasi penyu hijau ini bisa bertambah dan pada akhirnya bisa menyeimbangkan rantai makanan yang telah ada di laut.

sumber : search google

No comments:

Post a Comment

Organel Sel Hewan | Pengertian dan Fungsi masing-masing

Organel Sel Hewan dan Fungsinya 1. Membran Sel Membran sel adalah bagian paling luar yang membungkus sel yang tersusun atas lemak (li...