Tata Cara dan Penanganan Hewan Kurban saat Idul Adha 2025

Idul Adha adalah salah satu hari besar dalam Islam yang identik dengan ibadah kurban. Pelaksanaan kurban bukan sekadar menyembelih hewan, namun merupakan wujud ketaatan dan kepedulian sosial. Oleh karena itu, pelaksanaan kurban harus memperhatikan ketentuan syariat dan prinsip kesejahteraan hewan.

  • Langkah pertama yang harus diperhatikan adalah memilih hewan kurban yang sesuai syarat. Jenis hewan yang boleh dijadikan kurban adalah kambing, domba, sapi, kerbau, dan unta. Masing-masing memiliki batas usia minimal: kambing harus berumur setidaknya satu tahun, domba minimal enam bulan jika sudah cukup besar, sapi atau kerbau minimal dua tahun, dan unta minimal lima tahun. Hewan yang dipilih harus dalam kondisi sehat, tidak cacat, tidak kurus kering, dan tidak menunjukkan gejala penyakit. 
  • Idealnya, hewan tersebut disertai dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang dikeluarkan oleh dinas peternakan setempat sebagai bukti bahwa hewan tersebut layak untuk dikurbankan.

Hewan kurban sebaiknya ditempatkan di lokasi yang teduh, bersih, dan tidak terlalu bising agar tidak mengalami stres. Selama masa penampungan, hewan harus diberi pakan dan minum yang cukup. Jika hewan harus diangkut dari tempat asal ke lokasi penyembelihan, proses transportasi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai hewan. Hewan juga perlu diberi waktu istirahat setelah perjalanan sebelum disembelih.

Penyembelihan hewan kurban hanya boleh dilakukan setelah salat Idul Adha pada tanggal 10 Zulhijjah hingga akhir hari Tasyrik pada 13 Zulhijjah. Penyembelihan harus dilakukan oleh seorang Muslim yang baligh, berakal, dan membaca basmalah saat menyembelih. Hewan dihadapkan ke arah kiblat dan ditenangkan sebelum disembelih. Alat yang digunakan harus tajam untuk meminimalkan rasa sakit dan mempercepat kematian. Prosedur yang benar adalah memotong saluran pernapasan, saluran makanan, serta dua pembuluh darah utama di leher bagian depan tanpa langsung memutus kepala.

Setelah penyembelihan, penanganan pascapotong harus dilakukan dengan cara yang bersih dan efisien. Pengulitan dan pemotongan dilakukan setelah hewan benar-benar mati, di atas permukaan yang bersih dan tidak tercemar. 

  • Daging kurban kemudian dibagi menjadi tiga bagian: satu bagian untuk orang yang berkurban, satu bagian untuk keluarga atau kerabat, dan satu bagian untuk fakir miskin. Dalam proses distribusi, daging sebaiknya dikemas dalam wadah bersih dan jika memungkinkan, menggunakan plastik bening food grade, bukan kantong kresek hitam yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan.
  • Selain itu, limbah seperti darah, jeroan yang tidak dikonsumsi, dan sisa lainnya harus dibuang di tempat yang sesuai agar tidak menimbulkan bau atau mencemari lingkungan. Beberapa komunitas bahkan mengolah limbah ini menjadi kompos atau pupuk organik.

Lebih dari sekadar ritual, ibadah kurban membawa pesan spiritual dan sosial yang dalam. Kurban mengajarkan tentang keikhlasan, ketaatan, dan kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang kurang mampu. Dalam konteks masyarakat modern, pelaksanaan kurban juga menjadi ajang memperkuat solidaritas antarwarga dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan dalam proses penyembelihan dan distribusi daging.

Dengan mengikuti tata cara kurban yang baik, umat Islam tidak hanya menjalankan perintah Allah SWT dengan benar, tetapi juga memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Maka dari itu, setiap tahapan pelaksanaan kurban perlu direncanakan dan dijalankan secara profesional, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang penuh kasih dan tanggung jawab.


Post a Comment

0 Comments